Peluh Pembangkang Oleh Devana Nur Neisyiah

D

Peluh Pembangkang

© Devana Nur Neisyiah

Di ambang waktu
Ku merangkak lesu termakan pilu
Membakar peluh yang jatuh bercampur debu
Merenung, membisu di kalbu
Tidakkah kau tahu?
Bendera suci di pelupuk mata
Ingin jariku menyandera
Tapi apa daya?

Fana jingga menghilang
Waktu jadikan aku pembangkang
Pembangkang penabuh genderang perang
Tak ku biarkan kobaran hilang
Tak ku ijinkan raga hangus melayang

Hati mulai merintih
Nalarku berhenti
Ku susur hati nurani
Nyawaku kembali
Hidup setelah mati suri

Ku singkirkan seluruh penghalang
Juang
Juang
Juang
Menang

Tidakkah kau lihat langit malam?
Ada bintang bersinar paling terang
Itu adalah peluhku, peluh insan pembangkang


Berapa nilai untuk puisi ini ?

Beri nilai dengan tap jumlah bintang dibawah ini. Dari kiri ke kanan 1 sampai 10

Average rating 10 / 10. Vote count: 1

Belum ada yang memberi nilai, jadilah yang pertama!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *