Rembang Petang Oleh Lazuardi_Zu

L

Rembang Petang

© Lazuardi_Zu

Senja tak seindah puisi bersirat makna tentang cinta asmaraloka
Senja juga tak semanis rindu yang tersampaikan dari angin lalu tanpa temu
Semburat jingga dalam senja mengingatkan anyir dari luka sesosok manusia,
menariknya begitu dalam hingga lupa pada yang nyata.

Aku pernah membenci senja, karena setelahnya hanya akan ada gulita di mana-mana.
Membawa cahaya tenggelam tanpa kata-kata.
Memberitahu bahwa yang indah hanya bersifat sementara.

Aku pernah membenci senja, karena dia menjadi saksi dari luka yang sengaja disimpan di sudut dada.
Saksi bisu saat senyum berubah isak di keremangan malam.
Saat aku berubah layaknya koma tanpa nyawa, titik tanda binasa.

Senja selalu seperti itu, datang perlahan pergi dan hilang, jejaknya menyisakan kehampaan.

Sayangnya sang rembang petang itu terkadang menenangkan.
Mengingatkan bahwa terang tak akan selalu menemani.
Mengajariku bagaimana caranya menghargai rasa sunyi dan diri sendiri.
Menarik kembali aroma ikhlas ke sanubari.

Sampai bertemu kembali, senja.


Berapa nilai untuk puisi ini ?

Beri nilai dengan tap jumlah bintang dibawah ini. Dari kiri ke kanan 1 sampai 10

Average rating 9.3 / 10. Vote count: 4

Belum ada yang memberi nilai, jadilah yang pertama!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *