Tunda Oleh abudalta

a

Tunda

© abudalta

usai duri bunga layu terpetik perihnya sisa peluh
iringi sekilas ratapan tangis yang damba lelap mata
akal tak lagi beri buramnya petuah yang bijaksana

haruskah ku ingkari wangi gejolak rencana dini
mungkinkah aku tanggalkan lusuhnya riak janji hakiki
dapatkah aku endapkan legitnya laras cita nurani

sengaja aku benamkan ukiran coreng terukir di hati
serasa kujajakan setanggung sapa baurkan aksi
usia bangkit
emosi resah
harmoni lebur
logika mati

debu terbang
badai kelabu pergi
cakrawala pelangi sembunyi

Mega kabur
semu sukma hancur
bersama tajam cetusan Guntur

050403


Berapa nilai untuk puisi ini ?

Beri nilai dengan tap jumlah bintang dibawah ini. Dari kiri ke kanan 1 sampai 10

Average rating 10 / 10. Vote count: 1

Belum ada yang memberi nilai, jadilah yang pertama!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *